Seorang dokter asal Amerika Serikat, Sam Axelrad, berkunjung ke Vietnam untuk mencari seorang veteran tentara bernama Nguyen Quang Hung. Axelrad bermaksud mengembalikan potongan tangan Hung ketika perang Vietnam berkobar di tahun 1966 silam.
Laman Telegraph, melansir pertemuan keduanya terjadi pada hari Minggu kemarin berkat bantuan pemandu wisata Axelrad, bernama Tran Quynh Hoa yang juga berprofesi sebagai jurnalis.
Dia kemudian menulis kisah Axelrad yang ingin bertemu dengan veteran tentara Vietnam yang tangannya dia amputasi demi menyelamatkan nyawanya.
Kisah itu kemudian dicetak di koran lokal dan dibaca oleh adik ipar Hung yang tinggal di kota Ho Chi Minh. Dia lalu menghubungi editor koran tersebut dan mengatakan bahwa pria yang dicari oleh dokter AS tersebut adalah anggota keluarganya.
Sebuah pertemuan reuni kemudian disiapkan pada Senin kemarin di An Khe, dekat kota pesisir Qui Nhon. Dalam pertemuan itu, Hoa ikut bertindak sebagai penerjemah bagi keduanya.
Axelrad menuturkan alasan mengembalikan potongan tangan kanan yang kini tinggal tulangnya itu, karena ingin membantu mengubur semua pengalaman buruk yang dia lihat saat perang Vietnam terjadi.
"Ini merupakan saatnya sebelum saya mengubur semua kenangan memilukan itu," ujar Axelrad sebelum bertemu dengan Hung.
Hung pun merasa terkejut mereka dapat berkumpul kembali dan yang lebih mengejutkan lagi, Axelrad masih menyimpan potongan tangan Hung yang dulu pernah dia amputasi. Axelrad lalu menyerahkan potongan tangan kepada Hung.
"Saya tidak percaya seorang dokter Amerika membawa potongan tangan saya yang telah terinfeksi, membuang dagingnya, mengeringkan tangan itu dan menyimpannya di rumah selama lebih dari 40 tahun," kata Hung terharu.
Sementara, Axelrad mengaku senang melihat kondisi Hung, walaupun dia secara langsung membuat pria lansia itu cacat, namun Hung masih tetap bertahan hidup dan bekerja. "Saya bahagia dia dapat menghidupi dirinya sendiri," ungkap Axelrad .
Awal kisah
Pengalaman memilukan yang menimpa Hung terjadi pada Oktober 1966 ketika AS menginvasi Vietnam. Saat itu tangan Hung tertembak oleh tentara AS sehingga mengalami luka yang parah.
Supaya tidak ditangkap, Hung kemudian menyelami sungai dan berlindung di dalam gudang beras selama tiga hari. Namun tentara AS menemukannya dan langsung membawa Hung menggunakan helikopter menuju RS di kota Phu Cat di pusat Provinsi Binh Dinh.
"Saat saya ditangkap oleh tentara AS, saya merasa seperti seekor ikan yang siap dipotong. Mereka bisa saja langsung membunuh atau meninggalkan saya dalam keadaan sekarat begitu saja," kata Hung yang membuka kembali kenangan pahit itu.
Hung kemudian dirawat oleh Axelrad yang saat itu berprofesi sebagai dokter militer dan masih berusia 27 tahun. Axelrad menyadari tangan kanan Hung sudah tidak bisa lagi diselamatkan karena sudah terinfeksi.
Alhasil, Axelrad kemudian memotong tangan Hung dari bagian siku ke atas supaya nyawanya tertolong. Setelah melalui proses operasi, Hung kemudian menghabiskan waktu delapan bulan untuk proses pemulihan dengan bantuan medis dari enam dokter militer AS lainnya.
Axelrad memahami bahwa Hung pasti heran mengapa dia malah dirawat oleh tentara musuh.
"Dia mungkin berpikir bahwa kami akan memenjarakannya di kamp tawanan. Tentu saja dia terkejut saat kami malah merawatnya," kata Axelrad.
Potongan tangan Hung itu, kemudian dibawa pulang Axelrad ke rumahnya di Texas dan disimpan di dalam sebuah lemari. Apabila dibandingkan dengan situasi saat ini, generasi muda Vietnam tidak lagi memiliki kenangan langsung akan perang yang berakhir tahun 1975 itu.
Akibat perang tersebut sebanyak 58 ribu tentara AS tewas, sementara tiga juta warga Vietnam ikut terbunuh. Kendati sudah lama berlalu, namun warisan perang tersebut masih terpatri dengan baik dalam ingatan tentara veteran perang yang hingga kini kerap mengalami trauma.
sumber : vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar