Jajaran Satreskrim Polresta Pekanbaru, tidak main-main dalam menumpas geng motor yang meresahkan masyarakat Kota Pekanbaru. Pasca tertangkapnya Mardijo alias Klewang alias "Tuan Besar," pada Senin pagi (13/5) lalu mereka mengejar para anggota geng motor yang tergabung dalam kelompok berjuluk XTC (Exalt To Creativity), ARC (Academy Rush Community) dan AA (Atiet Abang).
Beberapa anggota geng motor itu antara lain ditangkap di sekolah. Pengejaran juga dilanjutkan hingga malam hari ke rumah masing-masing anggota. Dari hasil operasi itu, ada enam orang ditangkap. Beberapa dari mereka terlibat dalam kasus perusakan dan penjarahan warung internet di Jalan Durian dan Jalan Kelapa Sawit.
Dari pengakuan enam pelajar ditangkap, pada Selasa malam (14/5), sekitar pukul 23.15 WIB, anggota Satreskrim Polresta Pekanbaru kembali meringkus seorang anggota geng motor Atiet Abang di rumah siswi Sekolah Menengah Pertama berinisial Y (15 tahun). Y adalah warga Jalan Cipta Karya, Kecamatan Tampan Pekanbaru. Dia adalah seorang pelajar kelas tiga, di salah satu SMPN di Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.
Menurut informasi didapat, saat penangkapan, orang tua Y, Hendri (46 tahun), sempat keberatan dan tidak percaya anaknya terlibat geng motor saat polisi hendak menangkapnya. Saat penangkapan, Y sempat berteriak histeris dan meyakinkan orang tuanya dia tidak terlibat.
Namun setelah diterangkan, rekan-rekannya sesama pelajar yang terlibat geng motor telah diamankan, Y tertunduk malu dan akhirnya menuruti petugas untuk ikut ke Mapolresta Pekanbaru, buat dimintai keterangan.
Pantauan merdeka.com di kantor Polresta Pekanbaru, Rabu (15/5), Y yang juga anggota geng motor "Atit Abang", berpacaran dengan Jef dan kerap bergabung dengan seluruh anggota lainnya, bersama ketua mereka bernama Klewang alias Mardijo. Dia mengakui ikut bersama Jef saat geng motor itu menyerang dan menjarah warnet "Markas Net" di Jalan Durian, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.
Sewaktu petugas memeriksa telepon seluler Y, polisi menemukan video porno sesama pelajar dan anggota geng motor tersimpan di dalam kartu memori ponsel-nya. Tak hanya itu, dalam pengakuannya kepada penyidik, Y kerap berhubungan seks bebas dengan para anggota geng motor.
"Saya mengakui menyerahkan keperawanannya dengan Jef. Tapi dia juga melakukan hubungan intim layaknya suami istri dengan Arbi, teman Jef. Sudah sering. Saya melakukannya kadang di bedeng dan di daerah Tarai, Kecamatan Tambang," kata Y sambil terisak.
Y mengatakan, sebelum geng motornya berkeliling kota, biasanya mereka berkumpul di komplek Stadion Utama Riau, atau di dekat SMA Plus Kubang. Dia melanjutkan, biasanya ada sekitar 50 sampai 100 sepeda motor yang ikut konvoi. Beberapa pentolan geng seperti Gery, Via Panger, Yogi, Robi dan lainnya, konvoi ke seputar wilayah Pekanbaru untuk melakukan penyerangan.
Hendri, orang tua Y, kepada wartawan mengatakan jika anaknya memang terlibat dalam geng motor ini, dia akan menyerahkan sepenuhnya proses hukum ke pihak polisi. Dia pun nampak terkejut dengan kejadian itu.
"Saya tak menyangka anak saya bisa terlibat sejauh ini," ujar Hendri dengan wajah lesu.
Hen yang mengaku cuma seorang tukang bangunan, rela menjual sepeda motor dan lahan tanahnya demi menyekolahkan anaknya Y. Dia mengaku malu atas tingkah anaknya itu.
"Ternyata di belakang saya tidak tahunya begini. Malu saya mas," ujar Hendri dengan wajah miris.
Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Drs. R. Adang Ginanjar S. MM, mengimbau para orang tua untuk mengawasi kegiatan putra-putrinya di luar rumah.
"Diimbau kepada orang tua agar selalu mengawasi putra-putrinya, dan menyalurkan hobi anak-anaknya. Jangan anak-anak dibiarkan bergaul tanpa pengawasan," kata Adang.
sumber : merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar