Mereka bahkan minta mayat Tamerlan dibuang seperti Osama bin Laden
Paman pelaku bom Boston yang tewas, Ruslan Tsarni, mendatangi kantor Rumah Pemakaman Graham Putnam & Mahoney pada Minggu waktu setempat. Tsarni berencana mengatur pemakaman Tamerlan Tsarnaev. Namun, muncul aksi protes para warga yang menolak pemakaman Tamerlan di tanah AS.
Menurut laman berita Time, 5 Mei 2013, Tsarni tiba didampingi tiga pria lainnya berencana ingin memandikan dan memakamkan jenazah keponakannya, Tamerlan Tsarnaev, secara Islam. Tamerlan diketahui tewas akibat baku tembak dengan polisi pada 19 April lalu di kota Watertown.
Namun, Peter Stefan selaku direktur rumah pemakaman itu mengaku kesulitan menemukan lokasi pemakaman bagi mantan atlet tinju itu. Dia mengatakan, belum menemukan tempat pemakaman di Massachusetrs yang bersedia untuk menguburkan jenazah Tamerlan.
Kendati begitu, Stefan berencana memakamkan jasad Tamerlan di kota Cambridge, tempat di mana mantan mahasiswa akuntansi itu tinggal. Tetapi apabila penduduk di kota itu juga menolak, maka dia akan meminta bantuan dari pejabat kota setempat untuk dapat menyediakan lokasi pemakaman.
Stefan juga menyebut paman Tamerlan, hanya ingin segera menguburkan jasad keponakannya. "Mereka ingin peristiwa ini segera berlalu. Selain itu mereka berharap dapat memakamkan Tamerlan secepatnya," ujar Stefan menirukan pernyataan paman Tamerlan.
Stefan sendiri menerimaa banyak telepon dari orang-orang yang mengkritik dan memanggilnya "bukan warga Amerika" karena bersedia memakamkan jasad Tamerlan.
"Kami telah bersumpah ketika melakukan pekerjaan kami. Apakah saya dapat memilih dan mengambilnya? Tidak. Apakah saya dapat memisahkan antara dosa dengan mereka yang berbuat dosa? Kami sedang memakamkan jenazah seseorang. Itu yang kami lakukan," ujar Stefan.
Bahkan puluhan orang berkumpul dan berunjuk rasa di depan kantornya pada Minggu kemarin. Mereka memegang poster dan bendera Amerika sambil berteriak "Amerika". Sedangkan di poster lainnya tertulis "jangan makamkan dia di tanah AS".
Beberapa pengunjuk rasa berteriak meminta jenazah Tamerlan dibuang begitu saja seperti jasad pemimpin kelompok militan Al-Qaida, Osama bin Laden.
Sementara sebelumnya Tsarni telah mengatakan kepada wartawan bahwa dia mengecam tindakan yang dilakukan dua orang keponakannya itu. Menurut Tsarni apa yang dilakukan Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev telah memalukan nama baik keluarga dan seluruh etnis kaum Chechnya.
Kedua Tsarnaev bersaudara diketahui berasal dari Rusia dan menginjakkan kaki di AS sekitar satu dekade lalu dengan orangtuanya, Anzor dan Zubeidat. Namun kedua orang tuanya memutuskan kembali ke Dagestan, Rusia tahun 2012 lalu.
Sementara Dzhokhar saat ini telah ditahan di penjara Federal Medical Center Devens, Massachusetts sejak akhir April kemarin. Dia dituduh oleh pengadilan menggunakan senjata pemusnah massal yang mengakibatkan kematian orang lain.
Apabila tuduhan itu terbukti maka Dzhokhar akan menghadapi hukuman mati.
sumber : vivanews
Paman pelaku bom Boston yang tewas, Ruslan Tsarni, mendatangi kantor Rumah Pemakaman Graham Putnam & Mahoney pada Minggu waktu setempat. Tsarni berencana mengatur pemakaman Tamerlan Tsarnaev. Namun, muncul aksi protes para warga yang menolak pemakaman Tamerlan di tanah AS.
Menurut laman berita Time, 5 Mei 2013, Tsarni tiba didampingi tiga pria lainnya berencana ingin memandikan dan memakamkan jenazah keponakannya, Tamerlan Tsarnaev, secara Islam. Tamerlan diketahui tewas akibat baku tembak dengan polisi pada 19 April lalu di kota Watertown.
Namun, Peter Stefan selaku direktur rumah pemakaman itu mengaku kesulitan menemukan lokasi pemakaman bagi mantan atlet tinju itu. Dia mengatakan, belum menemukan tempat pemakaman di Massachusetrs yang bersedia untuk menguburkan jenazah Tamerlan.
Kendati begitu, Stefan berencana memakamkan jasad Tamerlan di kota Cambridge, tempat di mana mantan mahasiswa akuntansi itu tinggal. Tetapi apabila penduduk di kota itu juga menolak, maka dia akan meminta bantuan dari pejabat kota setempat untuk dapat menyediakan lokasi pemakaman.
Stefan juga menyebut paman Tamerlan, hanya ingin segera menguburkan jasad keponakannya. "Mereka ingin peristiwa ini segera berlalu. Selain itu mereka berharap dapat memakamkan Tamerlan secepatnya," ujar Stefan menirukan pernyataan paman Tamerlan.
Stefan sendiri menerimaa banyak telepon dari orang-orang yang mengkritik dan memanggilnya "bukan warga Amerika" karena bersedia memakamkan jasad Tamerlan.
"Kami telah bersumpah ketika melakukan pekerjaan kami. Apakah saya dapat memilih dan mengambilnya? Tidak. Apakah saya dapat memisahkan antara dosa dengan mereka yang berbuat dosa? Kami sedang memakamkan jenazah seseorang. Itu yang kami lakukan," ujar Stefan.
Bahkan puluhan orang berkumpul dan berunjuk rasa di depan kantornya pada Minggu kemarin. Mereka memegang poster dan bendera Amerika sambil berteriak "Amerika". Sedangkan di poster lainnya tertulis "jangan makamkan dia di tanah AS".
Beberapa pengunjuk rasa berteriak meminta jenazah Tamerlan dibuang begitu saja seperti jasad pemimpin kelompok militan Al-Qaida, Osama bin Laden.
Sementara sebelumnya Tsarni telah mengatakan kepada wartawan bahwa dia mengecam tindakan yang dilakukan dua orang keponakannya itu. Menurut Tsarni apa yang dilakukan Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev telah memalukan nama baik keluarga dan seluruh etnis kaum Chechnya.
Kedua Tsarnaev bersaudara diketahui berasal dari Rusia dan menginjakkan kaki di AS sekitar satu dekade lalu dengan orangtuanya, Anzor dan Zubeidat. Namun kedua orang tuanya memutuskan kembali ke Dagestan, Rusia tahun 2012 lalu.
Sementara Dzhokhar saat ini telah ditahan di penjara Federal Medical Center Devens, Massachusetts sejak akhir April kemarin. Dia dituduh oleh pengadilan menggunakan senjata pemusnah massal yang mengakibatkan kematian orang lain.
Apabila tuduhan itu terbukti maka Dzhokhar akan menghadapi hukuman mati.
sumber : vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar